Rabu, 16 Desember 2015

Cerita Roro Jonggrang

Alkisah pada zaman jaman dulu, berdiri suatu kerajaan yang sangatlah besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangatlah damai serta makmur dibawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di lokasi seputar Prambanan juga sangatlah tunduk serta menghormati kepemimpinan Prabu Baka. 

Disamping itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tidak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yaitu kerajaan Pengging. Kerajaan itu populer sangatlah arogan serta mau senantiasa memperluas lokasi kekuasaanya. Kerajaan Pengging memiliki seseorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia memiliki senjata sakti yang bernama Bandung, hingga Bondowoso populer dengan sebutan Bandung Bondowoso. Terkecuali memiliki senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga memiliki bala tentara berbentuk Jin. Bala tentara itu yang dipakai Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain serta penuhi semua hasratnya. 

Sampai Satu saat, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu lalu memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Esok harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berbentuk Jin untuk berkumpul, serta segera pergi ke Kerajaan Prambanan. 

Setibanya di Prambanan, mereka segera menyerbu masuk ke istana Prambanan. Prabu Baka serta pasukannya kalang kabut, lantaran mereka kurang persiapan. Pada akhirnya Bandung Bondowoso sukses menempati Kerajaan Prambanan, serta Prabu Baka tewas lantaran terserang senjata Bandung Bondowoso. 

Kemenangan Bandung Bondowoso serta pasukannya disambut senang oleh Raja Pengging. Lalu Raja Pengging juga mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk tempati Istana Prambanan serta mengatur semua berisi, termasuk juga keluarga Prabu Baka. 

Ketika Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia lihat seseorang wanita yang sangatlah cantik jelita. Wanita itu yaitu Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Waktu lihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa ada memikirkan panjang lagi, Bandung Bondowoso segera memanggil serta melamar Roro Jonggrang. 

“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah kalau dikau jadi permaisuriku? ”, Bertanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang. 

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso itu, Roro Jonggrang cuma terdiam serta terlihat bingung. Sesungguhnya dia sangatlah membenci Bandung Bondowoso, lantaran sudah membunuh ayahnya yang sangatlah dicintainya. Namun di segi lain, Roro Jonggrang terasa takut menampik lamaran Bandung Bondowoso. Pada akhirnya sesudah berpikir sesaat, Roro Jonggrang juga temukan satu langkah agar Bandung Bondowoso tak jadi menikahinya. 

“Baiklah, saya terima lamaranmu. Namun sesudah anda penuhi satu prasyarat dariku”, jawab Roro Jonggrang. 

“Apakah prasyaratmu itu Roro Jonggrang? ”, Bertanya Bandung Bandawasa. 

“Buatkan saya seribu candi serta dua buah sumur kurun waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang. 

Mendengar prasyarat yang diserahkan Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso juga segera menyepakatinya. Dia terasa bahwa itu yaitu prasyarat yang sangatlah gampang baginya, lantaran Bandung Bondowoso memiliki balatentara Jin yang sangatlah banyak. 

Saat malam harinya, Bandung Bandawasa mulai menghimpun balatentaranya. Kurun waktu dalam waktu relatif cepat, balatentara yang berbentuk Jin itu datang. Sesudah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, beberapa balatentara itu segera bangun candi serta sumur dengan amat cepat. 

Roro Jonggrang yang melihat pembangunan candi mulai gelisah serta ketakutan, lantaran dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi serta suatu sumur saja yang belum mereka kerjakan. 

Roro Jonggrang lalu memutar otak, mencari langkah agar Bandung Bondowoso tidak bisa penuhi kriterianya. 

Sesudah memutar otak, Roro Jonggrang pada akhirnya temukan jalan keluar. Dia bakal bikin situasi jadi seperti pagi, hingga beberapa Jin itu hentikan pembuatan candi. 

Roro Jonggrang selekasnya memanggil seluruhnya dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang itu di beri pekerjaan Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, dan menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi. 

Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang selekasnya membakar jerami. Selang beberapa saat langit terlihat kemerah merahan, serta lesung juga mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, serta ayam juga mulai berkokok. 

Lihat langit memerah, bunyi lesung, serta bau harumnya bunga itu, jadi balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari telah mulai pagi, serta mereka juga mesti pergi. 

Lihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak : “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk merampungkan pembangunan candi ini!!! ” 

Beberapa Jin itu terus pergi, serta tak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso juga terasa sangatlah jengkel, serta pada akhirnya merampungkan pembangunan candi yang tersisa. Tetapi sungguh sial, belum usai pembangunan candi itu, pagi telah datang. Bandung Bondowoso juga tidak berhasil penuhi prasyarat dari Roro Jonggrang. 

Tahu kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lantas hampiri Bandung Bondowoso. “Kamu tidak berhasil penuhi prasyarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang. 

Mendengar kata Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso sangatlah geram. Dengan suara sangatlah keras, Bandung Bondowoso berkata : “Kau curang Roro Jonggrang. Sesungguhnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karenanya, Engkau saya kutuk jadi arca yang ada didalam candi yang keseribu! ” 

Karena kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang beralih jadi arca/patung. Bentuk arca itu sampai saat ini bisa disaksikan didalam kompleks candi Prambanan, serta nama candi itu di kenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sesaat candi-candi yang ada di sekelilingnya dimaksud dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
loading...

Related Posts

Cerita Roro Jonggrang
4/ 5
Oleh