Rabu, 16 Desember 2015

Cerita Sultan Domas yang Baik Hati

Cerita Sultan Domas yang Baik Hati
Dahuiu saat di Kota Lampung ada suatu desa di tepi sungai. Saat ini desa itu terdapat di Kota Sukadana, Lampung Tengah. Pekerjaan orang-orangnya sehari-hari adalah bertani serta berkebun. Desa itu cukup ramai. Alkisah di desa yang ramai itu hiduplah seseorang pemuda bernama Domas yang tinggal di gubuk tua. Pemuda itu sangatlah miskin, ia senantiasa dihina oleh orang-orang setempat, karenanya ia tidak sering keluar untuk berbaur dengan masyarakat. Pekerjaan setiap harinya cuma mamancing di kali yang dekat dengan gubuknya. 

Walaupunpiun ia senantiasa dihina serta diejek oleh beberapa masyarakat setempaf, Domas tidak pernah sedikitpun membenci mereka yang mengejeknya. Bahkan juga waktu sepulang dari mencari kayu bakar ia terperanjat waktu menjumpai gubuknya telah terbakar musnah. 

Domas tidak tahu kenapa beberapa orang tega membakar gubuknya, walau sebenarnya ia cuma mempunyai gubuk tua itu. Nyaris saja Domas putus harapan sampai satu malam ia punya mimpi didatangi kakek tua berjanggut putih. Dalam mimpinya, kakek tua itu memintanya supaya pergi ke arah selatan serta mencari sungai yang dikelilingi pohon-pohon besar. Lalu Domas disuruhnya menetap disana untuk buka pertanian. 

Domas terheran-heran kenapa ia dapat punya mimpi sekian, pada akhirnya sesudah membulatkan kemauan, ia pergi juga meninggalkan kampung halamannya menuju tempat yang jauh itu seperti dalam mimpinya. Nyatanya perjalanannya tidak gampang, berulang-kali ia memperoleh halangan baik serangan dari hewan- hewan buas ataupun makhluk halus, tetapi ia sukses melalui seluruhnya dengan selamat sampai pada akhirnya sampailah ia ditempat yang dituju. la berhenti di suatu rimba lebat serta temukan suatu sungai yang besar dengan airnya yang jernih yang seputarnya ada pohon-pohon besar. 

Lalu Domas mencari kayu-kayu di sekelilingnya untuk membangun rumah di pinggir sungai besar itu yang saat ini lebih di kenal dengan nama sungai Way Sekampung. Sesudah Domas membangun rumah, ia lantas menebang kayu-kayu untuk jadikan tempat pertanian. Saat ini Domas melakukan setiap harinya dengan penuh semangat serta rasa senang. 

Satu hari ia lakukan semedi sampai ketika bertapa pada larut malam itu ia mendengar nada gaib memangilnya, " Hei anak muda! Saya yaitu makhluk titisan dari langit, saat ini kau bakal mempunyai pengetahuan sakti serta terimalah pedang serta tongkat kayu yang berupa ular ini, gunakan dengan baik " ucap nada gaib itu seraya menghilang. 

Domas lalu buka matanya serta temukan sebilah pedang serta tongkat kayu di sebelahnya, ia juga mengucap sukur. 

 " Terima kasih Tuhan atas semuanya, ijinkan saya jadi manusia yang bermanfaat, " ucapnya lirih. 

Bersamaan berjalannya saat, rimba yang dahulunya sepi itu saat ini perlahan-lahan jadi ramai, beberapa orang yang berdatangan untuk mencari kayu maupun mencari ikan di sungai yang besar itu. 

Saat ini Domas jadi sosok yang tidak sama, ia mulai terpandang dengan kebaikannya sampai namanya ditambah jadi Sultan Domas. la senantiasa membantu beberapa orang yang terserang binatang buas serta beberapa macam pertolongan yang lain yang ia berikanlah tanpa ada rasa pamrih. 

Tetapi tak selama-lamanya kebaikan dibalas dengan kebaikan, rupanya ada saja beberapa orang yang pernah ditolong Sultan Domas itu mau berbuat jahat kepadanya. Mereka mau merebut sebilah pidang serta tongkat kayu sakti punya Sultan Domas. 

Satu hari waktu Sultan Domas pergi ke sungai mencari ikan, datanglah lima orang jahat masuk tempat tinggalnya untuk mengambil sebilah pedang serta tongkat kayu yang ada didalam rumah Sultan Domas. 

Sesudah mereka temukan pedang serta tongkat itu, mereka punya maksud membakar rumah Sultan Domas, tetapi korek api yang mereka bawa tak dapat dinyalakan hingga pada akhirnya mereka tidak jadi membakar rumah itu. Lantas mereka bergegas keluar lewat pintu depan, tetapi alangkah terkejutnya waktu mereka lihat ular besar bakal menerkam mereka. 

Pada akhirnya mereka mengambil keputusan melalui pintu belakang tetapi disana juga mereka dijemput buaya yang sangat besar yang akan menerkam mereka dengan buasnya. 

Mereka tak dapat keluar hingga pada akhirnya Sultan Domas datang, mereka sangatlah takut serta cemas sekali. Awalannya Sultan Domas terperanjat waktu lihat ada lima orang ada didalam tempat tinggalnya, tetapi ia selekasnya kuasai dianya tidak untuk geram, ia jadi berbuat baik serta ramah pada lima orang penjahat itu, " Hai Tuan-tuan ini ada apa berkunjung ke rumahku? Duduklah. " seru Sultan Domas ramah sembari menyalami mereka satu per satu. 

Tetapi ke lima penjahat itu diam saja, mereka sangatlah takut tetapi sesudah berjabatan dengan tengan Sultan Domas, mendadak saja mereka dapat bicara, " Ng... Ng... Anu... kami cuma..., " ucap mereka gugup. 

Sultan Domas tersenyum, " Ah sudahlah, hari telah mendekati malam. Tuan-tuan ini bermalam saja di rumahku, " kata Sultan Domas tawarkan dengan tulus. Ke lima penjahat itu sama-sama berpandangan serta pada akhirnya mengangguk. Pada akhirnya nereka bermalam semalam serta esoknya pulang. 

Sesudah pulang mereka menebarkan pada orang-orang luas bahwa di pinggir sungai besar itu ada seseorang yang sangatlah sakti nan baik hati juga ramah sampai pada akhirnya beberapa orang yang mau buka tempat pertanian di seputar tempat sultan Domas itu. Sekian waktu lalu lama kelamaan daerah di tepi sungai itu jadi perkampungan yang ramai serta sejahtera serta Sultan Domas diangkat jadi pemimpin di kampung itu.
loading...

Related Posts

Cerita Sultan Domas yang Baik Hati
4/ 5
Oleh