Rabu, 16 Desember 2015

SANGKURIANG

Narasi Rakyat Jawa Barat 

Pada masa dulu, di Jawa Barat hiduplah seseorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia memiliki seseorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak itu sangatlah suka berburu didalam rimba. Tiap-tiap berburu, dia senantiasa ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sesungguhnya yaitu titisan dewa, serta ayah kandung Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak paham hal semacam itu serta ibunya memanglah berniat merahasiakannya. 

Disuatu hari, seperti umumnya Sangkuriang pergi ke rimba untuk berburu. Sesudah sesampainya di rimba, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia lihat ada seekor burung yang tengah bertengger di dahan, lantas tanpa ada memikirkan panjang Sangkuriang segera menembaknya, serta pas tentang tujuan. Sangkuriang lantas memerintah Tumang untuk menguber buruannya tadi, namun si Tumang diam saja serta tidak ingin ikuti perintah Sangkuriang. Lantaran sangatlah kesal pada Tumang, jadi Sangkuriang lantas mengusir Tumang serta tak diperbolehkan pulang ke rumah bersamanya lagi. 

Sesampainya dirumah, Sangkuriang menceritakan peristiwa itu pada ibunya. Demikian mendengar narasi dari anaknya, Dayang Sumbi sangatlah geram. Diambilnya sendok nasi, serta dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Lantaran terasa kecewa dengan perlakuan ibunya, jadi Sangkuriang mengambil keputusan untuk pergi mengembara, serta meninggalkan tempat tinggalnya. 

Sesudah peristiwa itu, Dayang Sumbi sangatlah menyesali tindakannya. Ia berdoa sehari-hari, serta meminta supaya satu hari bisa bersua dengan anaknya kembali. Lantaran kesungguhan dari doa Dayang Sumbi itu, jadi Dewa memberikannya suatu hadiah berbentuk kecantikan kekal serta umur muda selama-lamanya. 

Sesudah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, pada akhirnya ia punya niat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya disana, dia sangatlah terperanjat sekali, lantaran kampung halamannya telah beralih keseluruhan. Rasa suka Sangkuriang itu jadi tambah saat waktu di dalam jalan bersua dengan seseorang wanita yang sangatlah cantik jelita, yg tidak lain yaitu Dayang Sumbi. Lantaran kagum dengan kecantikan wanita itu, jadi Sangkuriang segera melamarnya. Pada akhirnya lamaran Sangkuriang di terima oleh Dayang Sumbi, serta setuju bakal menikah di saat dekat. Disuatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Saat sebelum pergi, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan serta membereskan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, lantaran ketika dia membereskan ikat kepala Sangkuriang, Ia lihat ada sisa luka. Sisa luka itu serupa dengan sisa luka anaknya. Sesudah ajukan pertanyaan pada Sangkuriang perihal pemicu lukanya itu, Dayang Sumbi jadi tambah tekejut, lantaran nyatanya benar bahwa calon suaminya itu yaitu anaknya sendiri. 

Dayang Sumbi sangatlah bingung sekali, lantaran dia mustahil menikah dengan anaknya sendiri. Sesudah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi coba bicara pada Sangkuriang, agar Sangkuriang membatalkan gagasan pernikahan mereka. Keinginan Dayang Sumbi itu tak di setujui Sangkuriang, serta cuma dikira angin lantas saja. 

Sehari-hari Dayang Sumbi memikirkan bagaimana caranya supaya pernikahan mereka tak pernah berlangsung. Sesudah memutar otak, pada akhirnya Dayang Sumbi temukan langkah paling baik. Dia ajukan dua buah prasyarat pada Sangkuriang. Jika Sangkuriang bisa penuhi ke-2 prasyarat itu, jadi Dayang Sumbi ingin jadikan istri, namun demikian sebaliknya bila tidak berhasil jadi pernikahan itu bakal dibatalkan. Prasyarat yang pertama Dayang Sumbi mau agar sungai Citarum dibendung. Serta yang ke-2 yaitu, meminta Sangkuriang untuk bikin sampan yang sangatlah besar untuk menyeberang sungai. Ke-2 prasyarat itu mesti diselesai saat sebelum fajar menyingsing. 

Sangkuriang menyanggupi ke-2 keinginan Dayang Sumbi itu, serta berjanji bakal merampungkannya saat sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dipunyainya, Sangkuriang lantas mengerahkan rekan-temannya dari bangsa jin untuk menolong merampungkan tugasnya itu. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Begitu terkejutnya dia, lantaran Sangkuriang nyaris menyelesaiklan seluruhnya prasyarat yang didapatkan Dayang Sumbi saat sebelum fajar. 

Dayang Sumbi lantas meminta pertolongan orang-orang seputar untuk mengadakan kain sutera berwarna merah di samping timur kota. Saat lihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang menduga bila hari telah mendekati pagi. Sangkuriang segera hentikan pekerjaannya serta terasa tidak bisa penuhi prasyarat yang sudah diserahkan oleh Dayang Sumbi. 

Dengan rasa kesal serta kecewa, Sangkuriang lantas menjebol bendungan yang sudah dibuatnya sendiri. Lantaran jebolnya bendungan itu, jadi terjadi banjir serta semua kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang sudah dibuatnya. Sampan itu melayang serta jatuh tertelungkup, lantas jadi suatu gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
loading...

Related Posts

SANGKURIANG
4/ 5
Oleh