Senin, 14 Desember 2015

Asal Usul Kota Rembang Jawa Tengah

Asal Usul Kota Rembang Jawa Tengah

Kabupaten Rembang, yaitu suatu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Ibukotanya yaitu Rembang. Kabupaten ini berbatasan dengan Teluk Rembang (Laut Jawa) di utara, Kabupaten Tuban (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Blora di selatan, dan Kabupaten Pati di barat. 

Makam pahlawan gerakan emansipasi wanita Indonesia, R. A. Kartini, ada di Kabupaten Rembang, yaitu di Desa Bulu yang masuk ke jalur Rembang-Blora (Mantingan). 

Histori Rembang 
Sumber lain perihal Rembang bisa di ambil dari suatu manuskrip/tulisan tak di terbitkan oleh Mbah Guru. Di katakan diantaranya : “…kira-kira th. Syaka 1336 ada orang Campa Banjarmlati sejumlah delapam keluarga yang pintar bikin gula tebu saat ada di negaranya…”Orang-orang tadi geser untuk bikin gula merah yg tidak bisa di patahkan itu. Berangkatnya lewat lautan menuju arah barat sampai mendarat di seputar sungai yang tepi serta kanan kirinya tumbuh tidak teratur pohon bakau. Kepindahannya itu dipimpin oleh kakek Pow Ie Din ; sesudah mendarat kamudian mengadakan do’a serta semedi, lalu diawali menebang pohon bakau tadi yang lalu di lanjutkan oleh beberapa orang yang lain. 

Tanah lega itu lalu di buat tegalan serta pekarangan dan perumahan yang setelah itu jadi perkampungan itu diberi nama kampung : Kabongan ; mengambil kata dari sebutan pohon bakau, jadi Ka-bonga-an (Kabongan), …. Disuatu hari waktu fajar menyingsing di bln. Waisaka ; beberapa orang bakal mulai ngrembang (mbabat, Ind : memotong) tebu. Saat sebelum diawali mbabat diselenggarakan upacara suci Sembayang serta semedi ditempat tebu serumpun yang bakal dikepras/di pangkas dua pohon, untuk tebu “Penganten”. Upacara pengeprasan itu diberi nama “ngRembang”, hingga di buat jadi nama Kota Rembang sampai sekarang ini. ”Menurut Mbah Guru, upacara ngRembang sakawit ini dikerjakan pada hari Rabu Legi, waktu di nyanyikan Kidung, Minggu Kasadha. Bln. Waisaka, Th. Saka 1337 dengan Candra Sengkala : Sabda Tiga Wedha Isyara.

Narasi Rakyat 
Pada zaman dahulu ada seseorang saudagar kaya yang bernama Dampo Awang. Dia datang dari Negara Cina. Dia mau pergi kesuatu tempat untuk mengajarkan ajaran Kong Hu Cu lewat cara mengarungi samudera berbarengan beberapa pengawal setianya. Satu hari dia hingga di tanah Jawa sisi timur. Dampo Awang sangatlah suka bakal daerah itu hingga dia punya maksud untuk berlabuh di sana serta menetap sembari meningkatkan ajaran yang dibawanya. Satu waktu Dampo Awang bersua dengan Sunan Bonang, Sunan Bonang yaitu satu diantara wali songo atau sembilan wali yang menebarkan agama Islam di tanah Jawa. 

Ketika pertemuan pertama kalinya itu, Dampo Awang telah menunjukkan sikap kurang baik pada Sunan Bonang. Dampo Awang takut bila ajaran yang sampai kini dia sampaikan bakal hilang serta digantikan dengan ajaran agama islam. Butuh di ketahui bahwa Dampo Awang telah punya kebiasaan dengan orang pemula di jawa hingga dia bisa berbahasa dengan baik. Waktu Sunan Bonang ingin membangun Salat Ashar. Dampo Awang berpikir untuk mecelekai Sunan Bonang. Dia menyuruh pengawalnya untuk menyimpan toksin ke air putih dalam kendi yang ada di atas meja. Sesudah usai shalat Sunan Bonang menuju ke meja makan. 

Dampo Awang menduga bahwa Sunan Bonang bakal meminum air dalam kendi itu. Namun sangkaan Dampo Awang salah, sesungguhnya Sunan Bonang ingin mengaji. Hari untuk hari sudah berlalu, setiap saat shalat Sunan Bonang mengumandangkan adzan serta shalat, sesudah shalat Sunan Bonang mengaji diteras tempat tinggalnya. Tiap-tiap orang – orang yang melalui di depan tempat tinggalnya serta mendengar nada Sunan Bonang waktu mengaji serta adzan jadi mengagumi akan bakal ayat – ayat alllah. Lalu banyak masyarakat jadi pemeluk agama islam. Lama – kelamaan pengikut sunan makin banyak. 

Selang beberapa saat Dampo Awang mendengar momen itu dia sangatlah geram lantaran pengikutnya makin menyusut lantas Dampo Awang kirim pengawalnya untuk menjemput Sunan Bonang. Mula – mula Sunan Bonang menampik namun lantaran dia terasa kasihan bakal pengawal - pengawal Dampo Awang, bila Sunan Bonang tak turut mereka bakal dihukum pancung. Pada akhirnya Sunan Bonang bersedia untuk datang ke tempat tinggal Dampo Awang. Waktu Sunan Bonang tiba di tempat tinggal Dampo Awang, Dampo Awang menyambutnya dengan ramah. Tetapi dibelakang dari keramahan itu Dampo Awang sudah berencana suatu hal. 

Dampo Awang menyuguhi Sunan Bonang dengan buah - buahan fresh, makanan yang enak - enak, minuman fresh, dan lain-lain. Sunan Bonang tak menyimpan berprasangka buruk sedikitpun pada Dampo Awang, walau sebenarnya Dampo Awang punya niat mencemoohkainya. Waktu ditengah perjamuan, tiba - tiba Dampo Awang meminta supaya Sunan Bonang meninggalkan daerah itu. Namun Sunan Bonang menampik lantaran dia telah punya niat untuk mengajarkan agama islam di daerah itu. Dampo Awang sangatlah geram mendengar perkataan Sunan Bonang yang barusan disampaikannya tadi. Lantas Dampo Awang menyuruh pengawalnya untuk menyerang Sunan Bonang namun dengan saat yang sangatlah singkat Sunan Bonang bisa menaklukkan pengawal - pengawal Dampo Awang. 

Dampo Awang tak terima bakal kekalahannya. Dia kembali pada negaranya untuk membuat stategi serta kekuataan baru. Sesudah satu tahun lebih Dampo Awang kembali pada ke tanah jawa sembari membawa pasukan yang semakin banyak dari mulanya. Ketika hingga di tanah jawa dia sangatlah kaget sekali lantaran seluruhnya masyarakat di daerah itu telah berpedoman agama islam. Dampo Awang geram lantas mencari Sunan Bonang. Dampo Awang tak dapat menahan amarahnya saat dia telah bersua dengan Sunan Bonang hingga dia segera menyerang Sunan Bonang lebih dahulu namun dengan singkat Sunan Bonang dapat menaklukkan Dampo Awang serta pengawalnya. 

Lalu Dampo Awang diikat didalam kapalnya kemudian Sunan Bonang menendang kapalnya hingga semua sisi kapal menyebar kemana - mana. Kemudian beberapa kapal terapung di laut. Dampo Awang menyebutnya “Kerem Terbenam) “ sedang Sunan Bonang menyebutnya “Kemambang (Terapung) “. Lalu lama - kelamaan orang-orang mengatakan Rembang yang datang dari kata Kerem serta Kemambang. Pada akhirnya di daerah itu diberi nama Rembang yang saat ini jadi satu diantara Kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Jangkarnya saat ini ada di Taman Kartini sedang Monitor kapal ada dibatu atau umumnya kerap dimaksud “Watu Monitor“ serta kapalnya diberitakan jadi Gunung Bugel yang ada di kecamatan Pancur lantaran memiliki bentuk mirip suatu kapal besar serta di atas Gunung ada suatu makam konon di sana adalah makam Dampo Awang. 

Butuh diingat Asal Usul Kota Rembang Jawa Tengah banyak versinya hingga tak tiap-tiap orang tahu Asal Usul Kota Rembang yang sama versinya.
loading...

Related Posts

Asal Usul Kota Rembang Jawa Tengah
4/ 5
Oleh