Rabu, 16 Desember 2015

BATU MENANGIS

Narasi Legenda Kalimantan 

Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seseorang janda miskin serta seseorang anak gadisnya. 

Anak gadis janda itu sangatlah cantik jelita. Tetapi sayang, ia memiliki perilaku yang sangat jelek. Gadis itu sangat pemalas, tidak pernah menolong ibunya lakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya cuma bersolek sehari-hari. 

Terkecuali pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Semua permintaannya mesti dituruti. Setiap saat ia meminta suatu hal pada ibunya mesti dikabulkan, tanpa ada memperdulikan situasi ibunya yang miskin, sehari-hari mesti membanting tulang mencari sesuap nasi. 

Disuatu hari anak gadis itu di ajak ibunya turun ke desa untuk belanja. Letak pasar desa itu sangat jauh, hingga mereka mesti jalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu jalan melenggang dengan menggunakan baju yang bagus serta bersolek supaya orang dijalan yang melihatnya kelak bakal kagum pada kecantikannya. Sesaat ibunya jalan dibelakang sembari membawa keranjang dengan baju sangatlah dekil. Lantaran mereka hidup di tempat terpencil, tidak seseorangpun tahu bahwa ke-2 wanita yang jalan itu yaitu ibu serta anak. 

Saat mereka mulai masuk desa, beberapa orang desa memandangi mereka. Mereka demikian kagum lihat kecantikan anak gadis itu, terlebih beberapa pemuda desa yang tidak puas-puasnya melihat muka gadis itu. Tetapi saat lihat orang yang jalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal semacam itu bikin orang bertanya-tanya. 

Diantara orang yang melihatnya itu, seseorang pemuda mendekati serta ajukan pertanyaan pada gadis itu, " Hai, gadis cantik. Apakah yang jalan dibelakang itu ibumu? " 
Tetapi, apa jawaban anak gadis itu? 
 " Bukanlah, " tuturnya dengan angkuh. " Ia yaitu pembantuku! " 
Ke-2 ibu serta anak itu lalu melanjutkan perjalanan. Tidak seberapa jauh, mendekati lagi seseorang pemuda serta ajukan pertanyaan pada anak gadis itu. 
 " Hai, manis. Apakah yang jalan dibelakangmu itu ibumu? " 
 " Bukanlah, bukanlah, " jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia yaitu budakk! " 
Begitulah tiap-tiap gadis itu bersua dengan seorang disepanjang jalan yang bertanya tentang ibunya, senantiasa jawabannya itu. Ibunya diperlakukan juga sebagai pembantu atau budaknya. 

Pada awalnya mendengar jawaban putrinya yang durhaka bila di tanya orang, si ibu masih tetap bisa menahan diri. Tetapi sesudah berkali-kali didengarnya jawabannya sama serta yang sangat menyakitkan hati, pada akhirnya si ibu yang malang itu tidak bisa menahan diri. Si ibu berdoa. 

 " Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba demikian teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini! Hukumlah dia.... " 
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan badan gadis durhaka itu beralih jadi batu. Pergantian itu diawali dari kaki. Saat pergantian itu sudah meraih 1/2 tubuh, anak gadis itu menangis memohon ampun pada ibunya. 

 " Oh, Ibu.. ibu.. ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu sampai kini. Ibu... Ibu... ampunilah anakmu.. " Anak gadis itu selalu meratap serta menangis memohon pada ibunya. Walau demikian, seluruhnya sudah terlambat. Semua badan gadis itu pada akhirnya beralih jadi batu. Sekalipun jadi batu, tetapi orang bisa lihat bahwa ke-2 matanya masih tetap menitikkan air mata, seperti tengah menangis. Oleh karenanya, batu yang datang dari gadis yang memperoleh kutukan ibunya itu dimaksud " Batu Menangis ". 

Sekianlah narasi berupa legenda ini, yang oleh orang-orang setempat diakui bahwa cerita itu betul-betul pernah berlangsung. Siapa saja yang mendurhakai ibu kandung yang sudah melahirkan serta membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu bakal memperoleh hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
loading...

Related Posts

BATU MENANGIS
4/ 5
Oleh