Rabu, 16 Desember 2015

Asal Mula Telaga Biru

Dibelahan bumi Halmahera Utara tepatnya di lokasi Galela dusun Lisawa, di dalam ketenangan hidup serta jumlah masyarakat yang masih tetap tidak sering (cuma terbagi dalam sebagian rumah atau dadaru), masyarakat Lisawa tersentak gempar dengan diketemukannya air yang mendadak keluar dari pada bebatuan hasil pembekuan lahar panas. Air yang tergenang itu lalu membuat suatu telaga. Airnya bening kebiruan serta ada dibawah rimbunnya pohon beringin. Peristiwa ini bikin bingung masyarakat. Mereka bertanya-tanya dari manakah asal air itu? Apakah ini karena ataukah tandanya bahwa suatu hal yang jelek bakal berlangsung. Apa kiranya yang bikin fenomena ini berlangsung? 

Berita perihal terbentuknya telaga juga beredar dengan cepat. Terlebih di daerah itu termasuk susah air. Beragam langkah dikerjakan untuk membuka rasa penasaran masyarakat. Upacara kebiasaan di gelar untuk menguak misteri munculnya telaga kecil itu. Penelusuran melalui ritual kebiasaan berbentuk pemanggilan pada roh-roh leluhur hingga pada penyembahan Jou Giki Moi atau Jou maduhutu (Allah yang Esa atau Allah Sang Pencipta) juga dikerjakan. 

Acara ritual kebiasaan membuahkan jawaban “Timbul dari Sininga irogi de itepi Sidago kongo dalulu de i uhi imadadi ake majobubu” (Muncul dari disebabkan patah hati yang remuk-redam, meneteskan air mata, mengalir serta mengalir jadi sumber mata air). 

Dolodolo (kentongan) juga dibunyikan juga sebagai isyarat supaya seluruhnya masyarakat dusun Lisawa berkumpul. Mereka bergegas untuk datang serta dengarkan hasil temuan yang bakal di sampaikan oleh sang Tetua kebiasaan. Situasi juga beralih jadi hening. Cuma bunyi desiran angin serta desahan nafas masyarakat yang terdengar. 

Tetua kebiasaan dengan penuh wibawa ajukan pertanyaan “Di pada kalian siapa yg tidak ada tetapi juga tak ada di rumah”. Beberapa masyarakat mulai sama-sama melihat. Semasing repot mengkalkulasi jumlah anggota keluarganya. Dari jumlah yang sedikit itu gampang di ketahui bahwa ada dua keluarga yang kehilangan anggotanya. Lantaran malas mengatakan nama ke-2 anak itu, mereka cuma menegur dengan panggilan umum orang Galela yaitu Majojaru (nona) serta Magohiduuru (nyong). Sekilas lalu, mereka bercerita tentang ke-2 anak itu. 

Majojaru telah dua hari pergi dari rumah serta belum juga pulang. Sanak saudara serta teman dekat telah dihubungi tetapi belum juga ada berita kabarnya. Bisa disebutkan bahwa kepergian Majojaru masih tetap misteri. Berita dari orangtua Magohiduuru menyampaikan bahwa anak mereka telah enam bln. pergi merantau ke negeri orang tetapi belum juga ada berita kapan bakal kembali. 

Majojaru serta Magohiduuru yaitu sepasang kekasih. Di waktu Magohiduuru pamit untuk pergi merantau, keduanya telah berjanji untuk terus sehidup-semati. Sejatinya, walaupun musim bertukar, bln. serta th. berlalu namun jalinan serta cinta kasih mereka bakal sekali untuk selama-lamanya. Bila tak tambah baik mati daripada hidup memikul dusta. 

Enam bln. mulai sejak kepergian Magohiduuru, Majojaru terus setia menunggu. Tetapi, badai rupanya menghempaskan bahtera cinta yang tengah berlabuh di pantai yang tidak bertepi itu. 

Berita perihal Magohiduuru pada akhirnya terdengar di dusun Lisawa. Seperti tersambar petir disiang bolong Majojaru terhempas serta jatuh terjerembab. Dianya seakan tidak yakin saat mendengar bahwa Magohiduuru so balaeng deng nona laeng. Janji untuk sehidup-semati seakan jadi bumerang kematian. 

Dalam situasi yang sangatlah tak bergairah Majojaru coba mencari tempat berteduh sambil menentramkan hatinya. Ia juga duduk berteduh dibawah pohon Beringin sembari meratapi cerita cintanya. 

Air mata yang tidak terbendung seperti tanggul serta bendungan yang lepas, airnya selalu mengalir sampai menguak, tergenang serta menenggelamkan bebatuan tajam yang ada dibawah pohon beringin itu. Majojaru pada akhirnya terbenam oleh air matanya sendiri. 

Telaga kecil juga terbentuk. Airnya sebening air mata serta warnanya sebiru pupil mata nona endo Lisawa. Masyarakat dusun Lisawa juga berkabung. Mereka berjanji bakal melindungi serta pelihara telaga yang mereka namakan Telaga Biru.
loading...

Related Posts

Asal Mula Telaga Biru
4/ 5
Oleh